Senin, 21 Maret 2016

Hari Air 2016


Water and Jobs” diangkat sebagai tema Hari Air Sedunia Tahun 2016 mengingat hampir setengah dari pekerja di dunia (1,5 miliar orang) bekerja di sektor yang terkait dengan air bahkan bisa dikatakan hampir semua pekerjaan tergantung pada air. Namun faktanya, jutaan orang yang bekerja tersebut tidak terpenuhi hak-haknya dengan baik.
Karena itu tahun ini memfokuskan pada kualitas dan kuantitas air yang akan dapat mengubah kehidupan dan mata pencaharian buruh. Bahkan mampu mempengaruhi masyarakat dan perekonomian dunia. Padahal pada tahun 2050, diprediksi populasi penduduk bumi akan meningkat hingga 35%.
Untuk itu, diperlukan kesadaran semua pihak akan pentingnya menjaga kualitas dan kuantitas air dalam menunjang kehidupan di muka bumi ini. Dan itu harus segera kita buktikan dalam aksi nyata mulai saat ini!.
MATALAM Mengucapkan Selamat Hari Air dan selamat bertindak nyata untuk air masa depan.
Salam lestarai !!! Sprit Like A Sea,Brave Like A Mountain.

Rabu, 09 Maret 2016

Matalam Gunung Dempo



  • IMO: 9401324
  • Name: GUNUNG DEMPO
  • MMSI: 525005054
  • Type: PASSENGERS SHIP
  • koordinat : 4,03°LS 103,13°BT
  • Gross Tonnage: 14017
  • Summer DWT: 4018 t
  • Build: 2012
  • Flag: INDONESIA
  • Home port: PAGAR ALAM,SUMATRA SELATAN

  • Mount Dempo is a high stratovolcano that rises above Pasumah Plain in the province of South Sumatra in Sumatra, Indonesia. Seven craters are found around the summit. A 400 m wide lake is found at the northwest end of the crater complex.The most recent activity has been in 2012. Historical activity has been confined to being small-to-moderate explosive activity that produced ashfall near the volcano
    Mount Dempo is one of the natural tourism objects in Pagaralam. It is the highest peak in South Sumatra and might be reached directly from Palembang by car, after spending 6 hours more or less for about 295 kilometers. Grown in northern Sumatra (Indonesia) Highlands.
    The liquor tends to be light with a hint of body and meatiness. Dempo Volcano is located at Lahat Regency, South Sumatra Province while little part belongs to Muna Regency of Bengkulu Province. Geographically, it lies at 04° 02'' SL and 103° 08'' EL. The volcano has two peaks called Dempo and Merapi.
    The highest peak names Merapi with 3173 m high above sea level, while Dempo is about 3049 m. Dempo is a prominent 3173-m-high strata volcano that rises above the Pasumah Plain of SE Sumatra. Remnants of 7 craters are found at or near the summit, with volcanism migrating to the WNW with time.
    The historically active summit crater of Mount Dempo contains a 400-m-wide lake, located at the NW end of the crater complex. Historical eruptions have been restricted to small-to-moderate explosive activity that produced ash fall near the volcano.
    The big city close to the volcano is Pagaralam. Flight from Jakarta or Bandung to Palembang is the easiest way to reach this city. From Palembang the trip can be continued by car to Pagaralam or Dempo Plantation.
    Dempo Tea Plantation is the highest village about 1650 m. From this village, visitors start to climb and usually spend the night at Sawah Highland (3000 m) where lots of springs running into.
    Dempo mountain is a mountain located on the island of Sumatra, Indonesia. Dempo have a mountain at an altitude of 3195 meters.Dempo Mount have Dipterokarp Hill forest area, forest Dipterokarp Top, Montane forest, forest and mountain forest or Ericaceous.
    Mount Dempo (3159 mdpl) located in the border province of South Sumatra and Bengkulu provinces. To reach the nearest village, first you must reach the city Pagar Alam, approximately 7 hours drive from Palembang land. South Sumatra's capital is available to the many bus Pagar Alam. Or if you are from, before you can ride bus or Bengkulu, Padang, and down in Lahat. Pagar Alam city, is consistent with the name, the city is clearly surrounded by the Bukit Barisan mountain range and the top of the line is Gunung Dempo. This mountain is very beautiful tower vertical wave nan blue sky when viewed in the morning. It is therefore very appropriate when the first overnight in the city, many available here inn or motel, around Rp. 20,000 a night. Culture is a city that berbaur from different tribes and migrants both create genuine peace that you do not get in the big cities.
    Although the mountain is high enough, but the water is clear there is a half-way up the mountain to the climber so that this does not worry about running out of drinking water during the trip. A small crystal clear river, flows in the border forest omen we start to enter the forest area that it is with plants that are similar as we find in the mountains Gede-Pangrango, namely forest montana. Pathways with full root-root of the cross, slope gradient steep enough to own rack sweat. There are no special signs, the forest is almost homogeneous and very serene.
    Four or five hours later, we will enter the area with plants, vegetation berpohon the lower and lower, some slightly open, a view also to be knowledgeable. Dempo mountain has two peaks of the one called Peak fire. Towards the top of the first Dempo, which is plain masif, Peak it is the first plant of similar low perdu. From this first summit we descend back to the valley diapit by the first peak and the main peak. In this valley, there is a source of water flowing here. Only the water is clear it's a little wrinkled, may be the influence of seepage sulfur.
    Climbing to the top of the main is not too difficult. Slope of its gravel and stones with a slope of approximately 40 ° slope, stable enough to didaki. Dempo main peak of the mountain (3158 m), is a volcanic crater which still flare with a diameter of approximately one hundred square meters. Crater wall is steep and may not be possible without dituruni rock temali strap. Landscape of the peak is quite cool. In addition to craters that provide special effects, also appear to overlay Bengkulu province with the Indian Ocean with the carpet and desolate valley of serene. Travel down only takes two hours. Benighted when you can stay in Dusuun VI, with the first ask permission of the security there.


    FLORA DAN FAUNA
    - Flora
    Flora yang terdapat digunung dempo adalah dikelilingi oleh perkebunan teh PTPN VII, kemudian ditemui jenis vegetasi Cantigi yang oleh penduduk lokal disebut kayu panjang umur , hutan pakis, anggur hutan, kantung semar, jamur, lumut, keladi hutan, buah selutup dan perkebunan penduduk yang sedang ditanami kol ( kubis ), sawi, cabe, kebun kopi, dll.

    - Fauna
    Fauna yang terdapat disekitar gunung dempo adalah beruang madu, harimau, beruk, siamang, burung murai, burung penghisap madu, ayam hutan, tikus, lebah, kupu-kupu, cacing tanah, nyamuk hutan ( agas ), lalat hutan, dan banyak terdapat pacat.  dan fauna yang sangat langkah ditemukan kucing emas atau golden cat bernama latin Catopuma Temminckii.

    Akses Transportasi
    Dari Palembang menuju Pagar Alam bisa ditempuh dengan memakai jasa transportasi Bus atau Travel. Saat ini dari Palembang menuju Pagar Alam satu-satunya perusahaan travel yang untuk trayek ini adalah Telaga Biru Travel yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman Palembang telepon: 0711-357576 dan untuk perwakilan di Pagar Alam telponnya 0730-621592. Jadwal keberangkatan travel ini adalah setiap jam delapan pagi dan jam 5 sore. Tarif per orangnya adalah Rp.70.000,- dan biasanya jika sampai di Pagar Alam malam hari maka akan dianter hingga rumah kuncen gunung ini yaitu Pak Anton asalkan diberitahukan terlebih dahulu. Kemudian dari Pagar Alam menuju Kampung Empat bisa mencarter mobil untuk mendapatkan mobil carteran bisa meminta bantuan Pak Anton. Ada alternatif lain untuk mencapai Kampung Empat yaitu dengan menumpang truk yang berangkat setiap harinya jam lima pagi, truk ini biasanya menjemput anak sekolah di Kampung Empat. Untuk transportasi balik dari Kampung Empat menuju Pagar Alam anda bisa janjian lagi dengan mobil yang anda carter dari Pagar Alam untuk menjemput anda di Kampung Empat, atau bisa menumpang truk yang mengatarkan anak-anak sekolah akan tetapi anda harus sudah sampai di kampung empat pada jam 3 sore, karena truk ini turun kembali ke Pagar Alam dari Kampung Empat pada jam empat atau lima sore. Untuk Akomodasi dirumah Pak Anton ada sebuah pondok pendaki yang biasa digunakan untuk menginap. Selain mobil travel juga bisa naik Bus Telaga Biru atau Dharma Karya dari Palembang menuju Pagar alam dengan Harga tiket Rp.30.000,- jika menaiki mobil yang berangkatnya pagi maka sampai di Pagar Alam sore harinya dan turun di terminal Pagar Alam kemudian dilanjutkan dengan naik angkot menuju rumah pak Anton dengan ongkos Rp.3.000,-

    Jalur menuju ke puncak gunung inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking ria. gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Sebuah kali kecil yang jernih, mengalir di perbatasan hutan pertanda kita mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang kita dapati di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening.

    Rute Pendakian
    Kampung Empat (kebon teh) 1691m dpl
    S 4° 02’44.6” E 103°09’03.9”
    Entry point menuju pintu rimba ada di kebun teh yang terletak sedikit berjarak dari Kampung Empat. Ada beberapa titik yang bisa dijadikan sebagi entri point seperti yang terlihat pada gambar ini kami merekomendasikan titk karena mudah dikenali dengan adanya sebuah pohon yang ada plang nama club pecinta alam. Dari sini naik menapaki jalan setapak kearah kiri lalu lurus keatas membelah kebun teh. Dari entry point ini menuju pintu rimba butuh waktu kurang lebih 20 menit.

    Pintu Rimbo (Pintu Rimba) 1818m dpl
    S 4°02’32.7” E 103°08’56.3”
    Persis berada di ujung kebun teh sebagai penanda ada plang yang bertuliskan pintu rimba dari sini jalan setapak memasuki kawasan hutan, keadaan jalan setapak kecil dan sempit dikiri kanan banyak semak-semak dan terkadang terdapat semak berduri, kemudian jalan setapak menjadi agak lebar dan dipenuhi oleh akar-akar pohon saat semakin memasuki hutan. Jalan setapaknya jelas sekali. Jarak tempuh dari pinta Rimba menuju Pos I kurang lebih dua setengah hingga tiga jam.

    Pos I. 2165m dpl
    S 4°02’08.0” E 103°08’33.9”
    Pos satu ini cukup luas mampu menampung lima sampai enam tenda akan tetapi di sini tidak ada sumber air. Biasa pos ini hanya dipakai untuk istirahat sejenak. Jalur setapak dari pos ini menuju Pos II cukup jauh sekitar tiga hingga tiga setengah jam, dengan kondisi jalan setapak yang cukup curam, curam disini maksudnya adalah jalan setapak yang undakan tanjakannya cukup tinggi terkadang melebihi tinggi orang dewasa dan banyak sekali akar-akar pohon yang melintang sehingga terkadang harus memanjat untuk bisa melewatinya. Dengan keadaan jalur seperti ini sehingga menambah lama waktu tempuh hingga ke pos II. Dan dipertengahan antara jalur Pos I ke Pos II terdapat tanjakan yang tajam yang disebut dengan Tanjakan Dinding Lemari, harus berhati-hati sat melewati tanjakan dinding lemari ini selain licin juga sebelah kanan jalan curam dan cukup tinggi sekitar empat meter. Jalan setapaknya mudah dikenali dan lebar sedangkan hutannya cuup rapat.

    Pos II. 2632m dpl
    S 4°01’43.7” E 103°08’10.3”
    Pos dua ini terletak pada ketinggian 2632m dpl dan cukup lebar, ada beberapa lokasi untuk mendirikan tenda, di lokasi ini terdapat sumber air berjarak seratus meter dan terletak disisi kiri bawah dari lokasi pos ini. Airnya cukup besar berupa air ternjun kecil. Pos II ini bisa dijadikan lokasi camp. Dari pos dua ini jalur pendakian semakin curam dan tak lama kemudian kita akan memasuki daerah cadas, tumbuhan di daerah cadas ini sudah mulai pendek-pendek dengan ciri vegetasi puncak. Dari lokasi cadas kita bisa mengedarkan pandangan kebawah dan akan terlihat hamparan bukit barsan serta perkebunan teh milik PTPN III. Jalur semakin curam dan akhir dari tanjakan ini adalah puncak II dempo yang dikenal juga dengan Puncak Dempo 3064m dpl. Waktu tempuh dari Pos II hingga kepuncak Dempo kurang lebih satu hingga satu setengah jam.

    Puncak Dempo. 3064m dpl
    S 4°01’23.1” E 103°07’53.1”
    Puncak Dempo ini bukanlan puncak utama dempo, sedangkan puncak utama Dempo bernama Puncak Marapi. Dipuncak Dempo ini tertutup oleh pohon-pohon, namun dari puncak ini kita sudah bisa melihat puncak Marapi dan alun-alun Dempo yang dikenal oleh pendaki setempat dengan sebutan “Pelataran”. Puncak Dempo tidak begitu luas, sekitar lima kali lima meter dan dipenuhi oleh pohon-pohon.

    Pelataran. 2998m dpl
    S 4°01’19.7” E 103°07’46.1”
    Dari puncak Dempo kemudian jalan setapaknya turun kearah Pelataran hanya butuh 15 menit untuk turun sampai ke Pelataran, di lokasi yang luas ini sumber air bersih banyak tersedia. Banyak pendaki yang menjadikan lokasi ini untuk mendirikan tenda sebelum mendaki kepuncak utama. Jalur pendakian dari pelataran menuju puncak tidak begitu jauh dengan medan terbuka dan berbatu-batu. Sekitar tiga puluh menit mendaki tanjakan tersebut kita akan sampai di bibir kawah. Dari bibir kawah puncak berada disebelah kanan berjarak sekitar lima menit jalan kaki.

    Puncak Marapi. 3088m dpl
    S 4°00’55.4” E 103°07’40.3”
    Puncak Marapi ini tidak ada tiang trianggulasi sepertinya sudah roboh, hanya ada bekas-bekasnya saja, terdapat sebuah stasiun relay kecil pengirim data milik Badan Vulkanologi. Dari puncak ini kita bisa memandah lepas kearah kawah gunung Dempo yang berisi air berwarna putih kehijauan. Ada kalanya warna air kawah ini berubah jadi putih pekat atau hijau pekat. Dibagian yang berlawanan tampak hamparan bukit barisan dan dan kota Pagar Alam. Indah sekali pemandangan dari puncak tertinggi bumi Sriwijaya ini.


    Tempat Menarik
    Tempat menarik di gunung ini pelataran yang luas ditumbuhi kayu panjang umur dan jika musim edelweiss di pelataran ini bisa ditemukan bunga abadi tersebut. Selain itu kebun teh yang terdapat di kaki gunung ini juga mempunyai pemandangan yang menarik dan menyejukan mata. Sedangkan kawah gunung Dempo berupa genangan air yang berwarna terkadang putih pekat atau terkadang hijau pekat dan bahkan terkadang putih kehijauan.



    Senin, 07 Maret 2016

     Matalam ft unila Condong Rock Climbing

    Pulau Condong sulah adalah sebuah pulau kecil yang terletak di teluk lampung.. biasa disebut pulau condong saja.. pulau ini bentuknya mirip seperti kubah, tapi menurut saya mirip gundukan tanah besar..  Untuk menuju kesana kita dapat menggunakan jasa penyeberangan berupa perahu dari penduduk.
    Memiliki potensi alam realatif masih asli, bentuk pulau seperti kerucut mirip kubah dimana seluruh lereng dan permukaan bukit dipenuhi oleh vegetasi hutan pantai termasuk merbau, waru, ketapang, dll. Bagian selatan pulau seperti terbelah yang bisa dijadikan ajang rock climbing.
     jenis pemanjatan yang akan kita terapkan di pulau condong sesuai dengan alat kami mengunakan metode Free Climbing Merupakan teknik pemanjatan tebing dengan menggunakan alat-alat bantu yang digunakan untuk menambah dalam ketinggian, dan tidak langsung mempengaruhi gerak memanjat itu sendiri. Unsur pertama dalam pemanjatan ini adalah pegangan dan pijakan yang diperoleh dari cacat batuan dan rekahan/ celah. Teknik memanjat yang khusus merupakan koordinasi yang serasi antar memegang, menekan, menggenggam, atau menjepit, menginjak, dan gerak tubuh, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.



    ada berapa teknik pemanjatan yg bisa kita aplikasikan dijalur pemanjatan pulau condong:
    Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga bahu pemanjat dapat dimanfaatkan. 
    Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar pada tebing(chimney). Badan masuk di antara celah, dengan punggung menempel dan mendorong di salah satu sisi tebing.
    Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies).Tehnik ini menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua permukaan tebing.




    Lay back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan kekuatantangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan posisi badan membeban ke belakang dan menempel kesisi tebing, untuk memperkuat pegangan pemanjatnya. kedua kaki berpijak dan mendorong pada tepi celah yang berlawanan untuk menghasilkan daya angkat.
    Hand traverse, Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
    Mantelself, Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi, namun cukup besar untuk diandalkan sebagai tempat berdiri selanjutnya.



    Strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing, selalu sensitif membaca keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun keadaan medan yang ada, sensitif dengan keketerbatasan-keterbatasan yang mungkin timbul dan selalu dapat mengambil keputusan untuk memnfaatkan kemampuan diri maupun alat semaksimal mungkin, me-manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat meraih tujuan pemanjatan



    S e b a i k n y a . . .


    ·         Tidak tepat berada di bawah orang yang sedang memanjat.

    ·         Jarak pemanjat dengan belayer tidak terlalu jauh.

    ·         Pengaman-pangaman yang dipasang tidak terlalu jauh jaraknya (kurang lebih 2 meter).

    ·         Untuk memanjat jalur-jalur yang baru sebaiknya membawa pengaman pasak atau kalau sangat perlu sekali, siapkan peralatan bor.

    ·         Setiap pemanjat membekali diri dengan sepasang tali penjerat (prusik rope).

    ·         Orang yang pertama kali turun diamankan juga oleh tali pengaman cadangan yang ditambatkan oleh orang lain (belayer).

    ·         Orang yang di bawah memakai pelindung kepala (helm).

    ·         Tidak melakukan pemanjatan di waktu hujan turun.

    ·         Pengaman pertama adalah pengaman pengunci.



    ISTILAH PANJAT TEBING

    • Aid Climbing :pemanjatan dengan bantuan peralatan seperti piton, chock, bolt, dan lain-lain, dimana pemanjatan bebas tidak mungkin dilakukan, pemanjatan bergantung sepenuhnya pada peralatan.

    • Belay, membelay       :   mengamankan dengan tali, baik oleh leader maupun belayer.

    • Belayer                      :   orang yang mengamankan leader dengan tali.

    • Big Wall Climbing     :   pemanjatan suatu tebing yang dilakukan berhari-hari dengan teknik tali-temali khusus dan tidur bergantung di tebing kadang-kadang dilakukan.

    • Bolt                           :   baut pengaman, untuk memasangnya tebing harus dibor terlebih dahulu.

    • Clean Climbing          :   pemanjatan tanpa menggunakan piton dan bolt, biasa juga disebut dengan free climbing.

    • Crux                          :   tahapan tersulit dalam gerakan pemanjatan.

    • Edging                       :   menggunakan sisi sepatu pada hold yang tipis atau tajam.

    • Exposure                  :   factor psikologis yang timbul akibat ketinggian, jauh dari pengaman dan kecuraman tebing, sehingga pemanjatan terasa lebih sulit bila dibandingkan dengan tingkat kesulitan yang sama pda ketinggian yang rendah.

    • Fixed rope                 :   tali tetap, dapat dipergunakan untuk titian naik dan pegangan tangan pada tempat yang sulit.

    • Grade                        :   sistem yang digunakan untuk menyatakan kesulitan tebing.

    • Hand travers             :   Teknik merayap tebing kea rah samping dengan mempergunakan hand hold.

    • Hold                          :   suatu bentuk pada permukaan tebing yang meungkinkan tangan atau kaki berpegang atau berpijak.

    • Hypothermia             :   kadang-kadang disebut exposure, kondisi kesehatan yang bisa berakibat fatal bila tubuh kehilangan panas.

    • Leader                       :   pemimpin pemanjatan atau orang pertama yang merintis jalan.

    • Main rope                 :   tali utama yang dipergunakan dalam pemanjatan.

    • Natural protection     :   pengaman alam spohon, lubang tembus, tanduk dan sebagainya.

    • Objective danger       :   factor resiko bahaya di luar control manusia, seperti cuaca, runtuhan batuan dan lainnya.

    • Pitch                          :   tahapan pemanjatan, tidak tergantung tinggi rendahnya tebing yang dipanjat.

    • Rock fall/fall             :   peringatan apabila ada benda jatuh dari atas (batu,palu,chock, dan lainnya).

    • Running belay, runner   :          pengaman yang dipasang oleh leader baik berupa piton, chock atau bolt guna mengamankan gerakan pemanjatan, tali utama bebas bergerak padanya.

    • Serious ascent           :   pemanjatan pada tempat yang berbahaya atau tidak ada pengaman.

    • Traverse                    :   gerakan ke samping, suatu ketika lintasan harus dihindari oleh leader. Hingga bergerak ke samping untuk memulai lintasan baru ke atas:
    • Three point contact   :   tiga titik kontak pada pemanjatan setiap kali bergerak, “tiga kuat satu mencari”.






    Kamis, 03 Maret 2016

    "Matalam Peringati Hari Peduli Sampah Nasional 2016"

    Tiap tahunnya,kota-kota di dunia menghasilkan sampah hingga 1,3 miliar ton. Diperkirakan oleh Bank Dunia, pada tahun 2025, jumlah ini bertambah hingga 2,2 milir ton.
    Manajemen sampah yang buruk, terutama di negara-negara berkembang,menjadi salah satu pemicunya.Dinegara seperti Indonesia contohya,angka pendaurulangan sampah termasuk rendah yakni di bawah 50 persen. Kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan juga masih memprihatinkan,Slogan "Jangan buang sampah sembarangan" hanya jadi kalimat tumpul yang gagal menggugah kesadaran bahaya sampah.
    Jenis-jenis Sampah dan Tindakan yang seharusnya dilakukan:
    1. Sisa makanan. Dikomposkan dengan komposter skala rumah tangga, atau dikomposkan dalam skala komunal/RW
    2. Potongan bahan sayuran. Dikomposkan dalam komposter skala rumah tangga, atau dikomposkan dalam skala komunal/RW
    3. Botol plastik bekas minuman, bekas air mineral, potongan paralon, potongan selang, mainan anak yang terbuat dari pastik dan sejenisnya. Masukkan ke dalam karung kemudian diinfaqkan ke pemulung, di sekolah barang-barang tersebut dapat diolah menjadi kerajinan, atau dikelola oleh masyarakat dan membentuk “bank sampah”.
    4. Logam, seperti kaleng, kawat, paku. Tampung dalam kantong tertentu kemudian diinfaqkan ke pemulung, atau dikelola oleh masyarakat dan membentuk “bank sampah”.
    5. Kertas,kardus, karton,dan sejenisnya. Masukkan ke dalam karung kemudian diinfaqkan ke pemulung atau mungkin sebagian dapat kita manfaatkan untuk berbagai keperluan lain, atau dapat didaur ulang menjadi kertas daur ulang, atau dikelola oleh masyarakat dan membentuk “bank sampah”.
    6. Kresek hitam (daur ulang). Dikumpulkan dalam kantong tertentu untuk kemudian diinfaqkan ke pemulung, mungkin ada yang bisa dimanfaatkan kembali tapi tidak untuk makanan,mungkin ada yang diolah kembali menjadi kerajinan tas dalam program “bank sampah”.
    7. Kresek warna warni/bukan daur ulang. Dikumpulkan dalam kantong tertentu untuk kemudian diinfaqkan ke pemulung, mungkin ada yang bisa dimanfaatkan kembali, mungkin ada yang diolah kembali menjadi kerajinan tas dalam program “bank sampah”.
    8. Sampah B3 rumah tangga, seperti baterai bekas, jarum, pecahan kaca, bekas lampu TL, dan sejenisnya. Masukkan ke dalam kantong kresek warna merah untuk kemudian dikelola secara khusus oleh petugas kebersihan kota.





    Hari peduli sampah dijadikan momentum untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle) dalam pengelolaan sampah. Puncak peringatan HPS 2016 yang dilaksanakan pada 21 Februari 2016 di Sekretariatan Matalam ft universitas lampung mengambil tema “Gerakan Indonesia Peduli Sampah Menuju Masyarakat Berbudaya 3R(reduce, reuse dan recycle) untuk kesejahteraan
    Way Kambas Explorer

    Taman Nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan dataran rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan pantai di Sumatera.
    Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).
    Taman Nasional Way Kambas memiliki 50 jenis mamalia diantaranya badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga melanogaster); berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.
    Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang Plang Ijo) dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak sawah. Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih mendidik dan melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah main bola, menari, berjabat tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak atraksi lainnya. 

    Pusat latihan gajah ini didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil mendidik dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor.

    Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
    Pusat Latihan Gajah Karangsari. Atraksi gajah. Way Kambas. Untuk kegiatan berkemah.Way Kanan. Penelitian dan penangkaran badak sumatera dengan fasilitas laboratorium alam dan wisma peneliti.Rawa Kali Biru, Rawa Gajah, dan Kuala Kambas. Menyelusuri sungai Way Kanan, pengamatan satwa (bebek hutan, kuntul, rusa, burung migran), padang rumput dan hutan mangrove.







    “PENANAMAN 1000 POHON BERSAMA MASYARAKAT”

    Latar Belakang kegiatan
    Dampak globalisasi telah melahirkan banyaknya terjadi perubahan – perubahan yang signifikan pada Bumi kita, banyak investasi asing yang masuk dan melakukan revolusi industri dan pembangunan terhadap negara yang dijadikan sebagai paru – paru dunia, diman salah satunya adalah Indonesia. Pembangunan itu mengakibatkan kerusakan lingkungan yang sangat berdampak bagi kelangsungan hidup masyarakat sekitarnya.
    Industri yang hadir di Indonesia tanpa adanya pertimbangan bahwa suatu ketika akan mengakibatkan kerusakan hutan dan polusi dimana – mana, telah berakibat saat ini, dan tak bias dipungkiri lagi bahwa kebenaran itu telah terubukti dengan banyaknya terjadi perubahan iklim yang tidak sewajarnya yang terjadi di setiap negara di dunia. Bumi sebagai tempat hidup dan berpijak manusia, telah terjadi dengan adanya limbah industri yang tidak mementingkan pentingnya penanaman pohon untuk kehidupan yang berkelanjutan. Selain itu kebutuhan oksigen  semakin lama semakin meningkat seiring dengan adanya pertumbuhan penduduk yang pesat dan tidak di dasari akan sadarnya pentingnya menanaman pohon untuk kelangsungan hidup yang berkelanjutan
    Oleh karena itu perlu sikap secara nyata untuk mencegah hal seperti yang dijelaskan. Begitu banyak aksi yang dilakukan oleh setiap organisasi – organisasi khususnya organisasi yang bergerak dibidang lingkungan hidup berusaha melakukan langkah penyelamatan salah satunya adalah mengajak mesyarakat untuk sadar akan pentingnya menanam pohon di bumi yang kita cintai ini. Sebagai Mahasiswa yang sadar akan pentingnya menanam pohon MATALAM FT UNILA melaksanakan penanaman pohon sebagai wujud langkah kecil dalam membantu menangani terjadinya permasalahan yang disebabkan menipisnya hutan di Indonesia yang berpengaruh bagi Dunia. Kegiatan ini melibatkan semua warga masyarakat untuk berpartisipasi membantu dalam bentuk apapun demi terselenggaranya kegiatan tersebut.
    Tema kegiatan ini adalah :“ MELESTARIKAN LINGKUNGAN DEMI KELANGSUNGAN HIDUP YANG AKAN DATANG”.