Senin, 07 Maret 2016

 Matalam ft unila Condong Rock Climbing

Pulau Condong sulah adalah sebuah pulau kecil yang terletak di teluk lampung.. biasa disebut pulau condong saja.. pulau ini bentuknya mirip seperti kubah, tapi menurut saya mirip gundukan tanah besar..  Untuk menuju kesana kita dapat menggunakan jasa penyeberangan berupa perahu dari penduduk.
Memiliki potensi alam realatif masih asli, bentuk pulau seperti kerucut mirip kubah dimana seluruh lereng dan permukaan bukit dipenuhi oleh vegetasi hutan pantai termasuk merbau, waru, ketapang, dll. Bagian selatan pulau seperti terbelah yang bisa dijadikan ajang rock climbing.
 jenis pemanjatan yang akan kita terapkan di pulau condong sesuai dengan alat kami mengunakan metode Free Climbing Merupakan teknik pemanjatan tebing dengan menggunakan alat-alat bantu yang digunakan untuk menambah dalam ketinggian, dan tidak langsung mempengaruhi gerak memanjat itu sendiri. Unsur pertama dalam pemanjatan ini adalah pegangan dan pijakan yang diperoleh dari cacat batuan dan rekahan/ celah. Teknik memanjat yang khusus merupakan koordinasi yang serasi antar memegang, menekan, menggenggam, atau menjepit, menginjak, dan gerak tubuh, jadi walaupun tanpa alat-alat tersebut ia masih mampu bergerak atau melanjutkan pendakian. Dalam pendakian tipe ini seorang pendaki diamankan oleh belayer.



ada berapa teknik pemanjatan yg bisa kita aplikasikan dijalur pemanjatan pulau condong:
Jamming, teknik memanjat dengan memanfaatkan celah yang tidak begitu besar. Jari-jari tangan, kaki, ataupun bagian-bagian tangan hingga bahu pemanjat dapat dimanfaatkan. 
Chimneying, teknik memanjat celah vertical yang cukup lebar pada tebing(chimney). Badan masuk di antara celah, dengan punggung menempel dan mendorong di salah satu sisi tebing.
Bridging, teknik memanjat pada celah vertical yang cukup besar (gullies).Tehnik ini menggunakan kedua tangan dan kaki sebagai pegangan pada kedua permukaan tebing.




Lay back, teknik memanjat pada celah vertical dengan menggunakan kekuatantangan dan kaki. Pada teknik ini jari tangan mengait tepi celah tersebut dengan posisi badan membeban ke belakang dan menempel kesisi tebing, untuk memperkuat pegangan pemanjatnya. kedua kaki berpijak dan mendorong pada tepi celah yang berlawanan untuk menghasilkan daya angkat.
Hand traverse, Teknik memanjat pada tebing dengan gerak menyamping (horizontal). Hal ini dilakukan bila pegangan yang ideal sangat minim dan untuk memanjat vertical sudah tidak memungkinkan lagi. Teknik ini sangat rawan, dan banyak memakan tenaga karena seluruh berat badan tertumpu pada tangan, sedapat mungkin pegangan tangan dibantu dengan pijakan kaki agar berat badan dapat terbagi lebih rata.
Mantelself, Teknik memanjat tonjolan-tonjolan (teras-teras kecil) yang letaknya agak tinggi, namun cukup besar untuk diandalkan sebagai tempat berdiri selanjutnya.



Strategi sangat diperlukan dalam setiap pemanjatan tebing, selalu sensitif membaca keadaan, baik terhadap kemampuan diri maupun keadaan medan yang ada, sensitif dengan keketerbatasan-keterbatasan yang mungkin timbul dan selalu dapat mengambil keputusan untuk memnfaatkan kemampuan diri maupun alat semaksimal mungkin, me-manage semua sumber daya sebaik mungkin untuk dapat meraih tujuan pemanjatan



S e b a i k n y a . . .


·         Tidak tepat berada di bawah orang yang sedang memanjat.

·         Jarak pemanjat dengan belayer tidak terlalu jauh.

·         Pengaman-pangaman yang dipasang tidak terlalu jauh jaraknya (kurang lebih 2 meter).

·         Untuk memanjat jalur-jalur yang baru sebaiknya membawa pengaman pasak atau kalau sangat perlu sekali, siapkan peralatan bor.

·         Setiap pemanjat membekali diri dengan sepasang tali penjerat (prusik rope).

·         Orang yang pertama kali turun diamankan juga oleh tali pengaman cadangan yang ditambatkan oleh orang lain (belayer).

·         Orang yang di bawah memakai pelindung kepala (helm).

·         Tidak melakukan pemanjatan di waktu hujan turun.

·         Pengaman pertama adalah pengaman pengunci.



ISTILAH PANJAT TEBING

  • Aid Climbing :pemanjatan dengan bantuan peralatan seperti piton, chock, bolt, dan lain-lain, dimana pemanjatan bebas tidak mungkin dilakukan, pemanjatan bergantung sepenuhnya pada peralatan.

  • Belay, membelay       :   mengamankan dengan tali, baik oleh leader maupun belayer.

  • Belayer                      :   orang yang mengamankan leader dengan tali.

  • Big Wall Climbing     :   pemanjatan suatu tebing yang dilakukan berhari-hari dengan teknik tali-temali khusus dan tidur bergantung di tebing kadang-kadang dilakukan.

  • Bolt                           :   baut pengaman, untuk memasangnya tebing harus dibor terlebih dahulu.

  • Clean Climbing          :   pemanjatan tanpa menggunakan piton dan bolt, biasa juga disebut dengan free climbing.

  • Crux                          :   tahapan tersulit dalam gerakan pemanjatan.

  • Edging                       :   menggunakan sisi sepatu pada hold yang tipis atau tajam.

  • Exposure                  :   factor psikologis yang timbul akibat ketinggian, jauh dari pengaman dan kecuraman tebing, sehingga pemanjatan terasa lebih sulit bila dibandingkan dengan tingkat kesulitan yang sama pda ketinggian yang rendah.

  • Fixed rope                 :   tali tetap, dapat dipergunakan untuk titian naik dan pegangan tangan pada tempat yang sulit.

  • Grade                        :   sistem yang digunakan untuk menyatakan kesulitan tebing.

  • Hand travers             :   Teknik merayap tebing kea rah samping dengan mempergunakan hand hold.

  • Hold                          :   suatu bentuk pada permukaan tebing yang meungkinkan tangan atau kaki berpegang atau berpijak.

  • Hypothermia             :   kadang-kadang disebut exposure, kondisi kesehatan yang bisa berakibat fatal bila tubuh kehilangan panas.

  • Leader                       :   pemimpin pemanjatan atau orang pertama yang merintis jalan.

  • Main rope                 :   tali utama yang dipergunakan dalam pemanjatan.

  • Natural protection     :   pengaman alam spohon, lubang tembus, tanduk dan sebagainya.

  • Objective danger       :   factor resiko bahaya di luar control manusia, seperti cuaca, runtuhan batuan dan lainnya.

  • Pitch                          :   tahapan pemanjatan, tidak tergantung tinggi rendahnya tebing yang dipanjat.

  • Rock fall/fall             :   peringatan apabila ada benda jatuh dari atas (batu,palu,chock, dan lainnya).

  • Running belay, runner   :          pengaman yang dipasang oleh leader baik berupa piton, chock atau bolt guna mengamankan gerakan pemanjatan, tali utama bebas bergerak padanya.

  • Serious ascent           :   pemanjatan pada tempat yang berbahaya atau tidak ada pengaman.

  • Traverse                    :   gerakan ke samping, suatu ketika lintasan harus dihindari oleh leader. Hingga bergerak ke samping untuk memulai lintasan baru ke atas:
  • Three point contact   :   tiga titik kontak pada pemanjatan setiap kali bergerak, “tiga kuat satu mencari”.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar